Zat Aditif, Zat Adiktif dan MSG Serta Upaya Untunk Menanganinya dan Bahaya Penyakit Yang Ditimbulkan
Glutamat
memiliki peranan fisiologis penting pada tubuh yaitu melalui reseptor yang
terdapat pada lidah dan lambung, glutamat dari makanan akan menstimulasi otak
untuk mendorong lambung dan pankreas memproduksi cairan pencernaan. Akibatnya
pencernaan menjadi lebih lancar dan tubuh akan mendapatkan unsur-unsur nutrisi
yang diperlukannya setiap hari (A.M. San Gabriel, T. Maekawa, H. Uneyama, S.
Yoshie and K. Torii, 2007).
Agar
berfungsi dengan baik, otak memerlukan glutamat sebagai neurotransmitter yaitu
pembawa pesan dari satu sel syaraf ke sel syaraf lainnya. Otak menghasilkan
sendiri glutamat yang diperlukannya dalam jumlah besar. Glutamat dari makanan
tidak dapat masuk ke otak akibat mekanisme perlindungan otak yaitu sawar otak.
Melalui
uji klinis telah dibuktikan, bahwa makanan yang enak karena glutamat, baik dari
makanan itu sendiri maupun dari MSG, merangsang produksi cairan pencernaan
sehingga daya cerna makanan menjadi lebih baik. Selain itu, glutamat didalam
usus halus berfungsi sebagai sumber tenaga bagi absorpsi unsur-unsur nutrisi
kedalam darah. Glutamat memainkan peranan sentral dalam berbagai metabolisme
tubuh, antara lain sebagai unsur perantara metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak.
MSG
tidak masuk ke dalam plasenta dan tidak dapat mencapai janin yang sedang
tumbuh, namun apabila si bayi telah disusui, MSG dapat dimetabolisir. Chinese
Restaurant Syndrom (CRS) mula-mula diungkapkan pertama kali oleh Dr. Ho Man
Kwok (1969) yaitu suatu gejala yang timbul kira-kira 20-30 menit setelah
mengonsumsi pangan yang dihidangkan di restaurant Cina. Gejala CRS yang
diungkapkan adalah sebagai berikut. Orang tersebut merasakan kesemutan pada
punggung, leher, rahang bawah, serta leher bagian bawah kemudian berasa panas,
di samping gejala lain seperti wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, dan
kepala pusing. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan waktu itu disimpulkan
bahwa sebab utama timbulnya gejala tersebut diakibatkan MSG yang terdapat pada
sup.
Kadar
MSG yang ada dalam sup memang biasanya relative sangat tinggi, ditambah lagi
kenyataan bahwa sup selalu dihidangkan paling awal dan dikonsumsi sewaktu perut
masih kosong atau lapar, sehingga MSG dapat dengan cepat terserap ke dalam
darah yang kemudian dapat menyebabkan gejala CRS. Dari penelitian selanjutnya,
khususnya analisis terhadap kadar MSG dalam serum darah pasien, ternyata
glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif terhadap terjadinya
gejala CRS, tetapi diperkirakan gejala tersebut timbul karena adanya senyawa
hasil metabolit glutamat seperti GABA (Gamma Amino Butiryc Acid), serotin,
bahkan histamin.
MSG
dapat mengakibatkan hipertensi. Dari rumus molekulnya maupun analisa
laboratorium kita bisa mengetahui kadar natrium dalam MSG, yaitu 12%. Sementara
itu garam mengandung 40% natrium atau tiga kali lebih tinggi. Berdasarkan
banyak uji rasa yang telah dibuktikan, kadar natrium dalam makanan bisa kita
kurangi hingga 40% dengan menambahkan sedikit MSG tanpa mengurangi rasa enak.
Rasa
enak yang ditimbulkan oleh MSG dituduh sebagai penyebab penggunaan MSG yang
berlebihan. Sama seperti pemakaian garam, pemakaian MSG memiliki dosis optimum
yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan. Penggunaan MSG lebih tinggi dari dosis
optimum ini dapat mengurangi rasa enak makanan dimana kita umumnya tidak
menginginkannya. Tentu saja pabrik maupun penjaja makanan tidak akan pernah
membuat makanannya tidak enak dengan menambahkan MSG diluar batas karena ini
sama artinya mereka membunuh usaha mereka sendiri
MSG
menyebabkan kerusakan otak didasarkan pada penelitian dimana mencit (bayi
tikus) diberikan MSG dosis sangat tinggi yaitu 0.5-4.0g/kg berat badan atau
setara dengan 30-240g pada manusia berberat badan 60kg. MSG dosis sangat tinggi
ini disuntikan ke mencit. Kita menikmati makanan yang ditambahkan MSG, misalnya
bakso, dalam dosis rendah (0.2-0.8% dari volume makanan) dan melalui saluran
pencernaan, bukan dengan dosis dan cara yang tidak wajar seperti pada
penelitian tersebut.
MSG
disimpulkan menyebabkan kanker dari hasil penelitian-penelitian pada tikus.
Padahal pada penelitian-penelitian tersebut daging dan MSG yang diberikan pada
tikus dibakar pada temperatur sangat tinggi hingga 600 derajat celcius. Makanan
yang dimasak pada temperatur ekstrim tinggi ini dengan mudah berubah menjadi
arang. Kita umumnya tidak suka makan arang. Pada salah satu penelitian
tersebut, tikus-tikus menderita kanker pada usia mereka yang lanjut. Padahal
pada manusia, prevalensi kanker jauh lebih tinggi pada usia lanjut dari pada
usia muda, sehingga usia tua adalah sangat nyata hubungannya dengan kanker
bukan MSG.
Dampak
mengkonsumsi MSG(Mecin) bagi tubuh
Rasa lezat dan gurih tersebut sebagian besar berasal dari monosodium glutamat (MSG)atau penyedap rasa yang ditambahkan kedalam masakan atau makanan ringan tersebut. Monosodium glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan.
Efek Bahaya dari Penggunaan MSG :
1.Chinese Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.
2.Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak
Kerusakan Jaringan Otak
3.Kanker
MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.
4.Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme.
Alergi
__________________
Terima
Kasih
Makanan
olahan seperti kue, permen, minuman suplemen, dan es krim cenderung mengandung
kadar pewarna tambahan (aditif) yang tinggi. Pewarna tambahan, baik alami
maupun buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di
antaranya untuk:
mengimbangi
pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban
memperbaiki
variasi warna
menguatkan
warna yang terjadi secara alami
mewarnai
bahan makanan yang tak berwarna
membuat
makanan lebih menarik sehingga mengundang selera
Beberapa
studi ilmiah telah mengaitkan penggunaan pewarna buatan dengan hiperaktivitas
pada anak-anak. Hiperaktivitas adalah suatu kondisi di mana anak mengalami
kesulitan untuk memusatkan perhatian dan mengontrol perilaku mereka.
Pada bulan
November 2007, sebuah
hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka Lancet
mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktivitas
anak-anak usia 3-9 tahun. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan
yang mengandung pewarna buatan itu selama bertahun-tahun lebih
berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif,
sekelompok sangat kecil dari populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek
samping lain seperti: ruam, mual, asma,
pusing dan pingsan.
Berikut
adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang
ditimbulkan:
1. Tartrazine
(E102 atau Yellow 5)
Tartrazine
adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan.
Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari
sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti
urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung
meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock).
Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang
sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset
Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset
Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es
krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak
obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini
dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi,
hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam
beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan
kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat
ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia.
Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor
meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset
Yellow.
3.
Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau
4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai
produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain
berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap
karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat,
Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000
telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna
aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas
toleransi.
4. Allura
Red (E129)
Allura
Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan
minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia,
Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah
studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang
mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita
gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan
dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan
makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal.
Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi makanan yang
mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali
menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline
Yellow (E104)
Pewarna
makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi.
Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan
Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
BAHAYA
ZAT PEWARNA PADA MAKANAN
Dengan
pengetahuan keamanan pangan yang baik dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, maka masyarakat dapat terhindar dari berbagai bahaya akibat
mengkonsumsi makanan yang tidak aman. Masyarakat dapat terhindar dari
bahaya keracunan makanan akibat mengkonsumsi makanan yang tidak bebas dari
cemaran logam berat, pestisida, bahan tambahan pangan dan racun. Terhindar dari
konsumsi makanan yang tercemar cemaran biologis seperti seperti bakteri,
virus, kapang, parasit, protozoa. Terhindar dari konsumsi makanan yang
tercemar Cemaran fisik seperti pecahan gelas, potongan tulang, kerikil,
kawat dan sebagainya.
Pewarna
Alami
Adalah
zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari
sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dulu dan umumnya
dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis, seperti annato sebagai sumber
warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan
klorofil. Dalam daftar FDA pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong
dalam ”uncertified color additives” karena tidak memerlukan sertifikat
kemurnian kimiawi.
Keterbatasan
pewarna alami adalah seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak
diinginkan, konsentrasi pigmen rendah, stabilitas pigmen rendah, keseragaman
warna kurang baik dan spektrum warna tidak seluas pewarna sintetik. Pewarna
sintetik mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu
mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan
biasanya lebih murah.
Beberapa
contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai makanan (Dikutip
dari buku membuat pewarna alami karya nur hidayat dan elfi anis saati terbitan
Trubus Agrisarana 2006. dapat diperoleh di toko-toko buku se Indonesia) adalah:
KAROTEN,
menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai
produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat
diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
BIKSIN,
memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa
orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai
mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
KARAMEL,
berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan)
karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis,
yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat,
karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang
selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada
minuman es kelapa ataupun es cendol
KLOROFIL,
menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan.
Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil
banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya).
Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk
berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang cantik,
juga memiliki harum yang khas.
ANTOSIANIN,
penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan
buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana,
krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga
terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna
biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat
pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk
makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).
Pewarna
sintetis
Pewarna
sintetis mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu
mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan
biasanya lebih murah. Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam
makanan menurut ”Joint FAO/WHO Expert Commitee on Food Additives (JECFA) dapat
digolongkan dalam beberapa kelas yaitu : azo, triaril metana, quinolin, xantin
dan indigoid.
Bahaya
Jika Digunakan Pada Makanan
Proses
pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat
atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat
lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai
produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya
dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa
baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa
kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh
lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada.
Kelarutan
pewarna sintetik ada dua macam yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang
larut air dan diperjual belikan dalam bentuk granula, cairan, campuran
warna dan pasta. Digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat,
minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain.
Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dye pada
bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake
dan donat.
Rhodamin
B. Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunaan
untuk makanan, selain itu pewarna lainnya yang dilarang adalah Metanil Yellow
Rhodamin B memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul sebesar
479.000. Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk-unggu kemerah-merahan,
sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan
dan berflourensi kuat. Selain mudah larut dalam air juga larut dalam alkohol,
HCl dan NaOH. Rhodamin B ini biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di dalam
laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg,
dan Th. Rhodamin B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai
berbagai jenis makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah),
seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu (khususnya Metanil
Yellow), dan lain-lain.
Menurut
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, ciri-ciri makanan yang diberi Rhodamin B
adalah warna makanan merah terang mencolok. Biasanya makanan yang diberi
pewarna untuk makanan warnanya tidak begitu merah terang mencolok. Tanda-tanda
dan gejala akut bila terpapar Rhodamin B :
1.
Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.
2.
Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
3.
Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem
pada kelopak mata.
4.
Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah
atau merah muda.
Metanil
Yellow juga merupakan salah satu zat pewama yang tidak diizinkan untuk
ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellow digunakan sebagai pewama
untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan cat lukis. Metanil juga
biasa dijadikan indikator reaksi netralisasi asam basa.
Oleh
karena itu sebaiknya konsumen sebelum membeli makanan dan minuman, harus
meneliti kondisi fisik, kandungan bahan pembuatnya, kehalalannya melalui label
makanan yang terdapat di dalam kemasan makanan tersebut agar keamanan makanan
yang dikonsumsi senantiasa terjaga.
Tips
Memilih dan Membeli Produk Pangan
Pastikan
Anda telah membaca label yang tertera pada kemasan sebelum memutuskan membeli
suatu produk pangan. Informasi penting yang perlu Anda amati dari label produk
pangan antara lain:
Kode
registrasi produk, Ini untuk menandakan apakah produk yang bersangkutan sudah
terdaftar di Badan POM. Produk yang telah teregistrasi biasanya telah dikaji
keamanannya. Penyimpangan bisa saja terjadi jika produsen melakukan perubahan
tanpa sepengetahuan Badan POM setelah nomor registrasi didapatkan. Namun dengan
mekanisme pengawasan dan kontrol yang dilakukan secara rutin oleh Badan POM,
penyimpangan ini bisa terdeteksi.
Ingredient
atau bahan-bahan yang terkandung dalam produk pangan, Sebaiknya hindari membeli
produk yang tidak mencantumkan informasi bahan kandungannya.
Petunjuk
aturan pakai, Informasi ini untuk memudahkan Anda dalam mengonsumsi produk
pangan.
Informasi
efek samping, Ini salah satu faktor penting yang perlu diketahui sebelum
membeli dan mengonsumsi produk pangan khususnya yanq berisiko pada orang-orang
tertentu.
Expired
date atau kedaluwarsa produk, Pastikan produk pangan yang dibeli masih belum
kedaluwarsa agar tetap terjamin keamanannya.
Bahaya
Penggunaan Rhodamine B Sebagai Pewarna Makanan 26 Jan 2006
Zat
pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam industri makanan untuk
meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut, sehingga konsumen tergugah
untuk membelinya.
Namun
celakanya sudah sejak lama pula terjadi penyalahgunaan dengan adanya pewarna
buatan yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai zat aditif. Contoh yang
sering ditemui di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa adalah
penggunaan bahan pewarna Rhodamine B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan
dalam industri tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan.
Berbagai
penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini pada
makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada uji terhadap mencit,
diperoleh hasil ; terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan
jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi atau disorganisasi. Kerusakan pada
jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik (sel yang melakukan
pinositosis ) dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari
nukleus. Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak
jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis
yang diberikan, maka semakin berat sekali tingkat kerusakan jaringan hati
mencit. Secara statistik, terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan dalam laju rata-rata pertambaan berat badan mencit.
Sedangkan
menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Hokoriku, Kanazawa, Jepang. Efek
Rhodamine B pada kosmetik adalah pada proliferasi dari fibroblas yang diamati
pada kultur sistem. Rhodamine B pada takaran 25 mikrogram/ml dan diatasnya
secara signifikan menyebabkan pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur.
Studi ini menghasilkan bahwa 50 mikrogram/ml dalam rhodamine B menyebabkan
berkurangnya jumlah sel setelah 48 jam dan lebih. Studi ini juga menyarankan
bahwa zat warna rhodamine B menghambat proliferasi tanpa mengurangi
penggabungan sel. Gabungan [3H] timidine dan [14C] leusin dalam fraksi asam
tidak terlarut dari membran sel secara signifikan dihambat oleh 50 mikrogram/ml
Rhodamine B. Rhodamine 6G menyebabkan kerusakan sel yang parah dan rhodamine B
secara signifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamine 123 tidak memiliki efek yang
berarti, sedangkan. Lebih jauh lagi, rhodamine B mengurangi jumlah sel vaskuler
endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot polos pada pembuluh darah
hewan berkulit duri setelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak berlebihan jika
studi ini menyimpulkan bahwa rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo fibroblast
pada manusia.
Berikut
ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B
Nama
Lain Rhodamine B
Acid
Bruliant Pink B
ADC
Rhodamine B
Aizen
Rhodamine BH
Aizen
Rhodamine BHC
Akiriku
Rhodamine B
Briliant
Pink B
Calcozine
Rhodamine BL
Calcozine
Rhodamine BX
Calcozine
Rhodamine BXP
Cerise
Toner
[9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene]dietil
ammonium klorida
Cerise
Toner X127
Certiqual
Rhodamine
Cogilor
Red 321.10
Cosmetic
Briliant Pink Bluish D conc
Edicol
Supra Rose B
Elcozine
rhodamine B
Geranium
Lake N
Hexacol
Rhodamine B Extra
Rheonine
B
Symulex
Magenta
Takaoka
Rhodmine B
Tetraetilrhodamine
Kolesterol
memang tidak asing lagi dipendengaran kita, sudah sering didengar
sehari-hari. Kata kolesterol sangat melekat dengan hal-hal seputar makanan yang
lezat, berat badan yang berlebihan, usia, dan lain sebagainya.
Kolesterol cenderung dikenal sebagai sesuatu yang negatif dan harus kita hindari. Apa kolesterol sebenarnya? Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. |
|
Kolesterol
yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan,
tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk
itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi
partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai ‘pembawa’
(carier) kolesterol dalam darah
Apakah
kolesterol berbahaya?
Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkankan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.
Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkankan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.
Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
Trigliserida
Selain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga adalah Trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak. Tingginya kadar trigliserida (TG) dapat dikontrol dengan diet rendah karbohidrat.
Sumber
: www.pedulikolesterol.com -
Comments